![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhSqsr216jr8f6DIoU-FDEpl4Vg-f2dAONG3Y03hFj2oO3bn6zmkGmRMgT1sJcYRK6VlbGN7m2SHEovfKoMlDgwvHraiPCNaSn4sbXZt_0LEq3LQDflsbDqOMYyyh8hz1ipnI6-iFRLfOQ/s200/kepala+batu.jpeg)
Namun adakalanya kita menjumpai seseorang yang keras, watak dan tabiatnya sangat menyebalkan. Barangkali untuk orang seperti ini sangat bertolak belakang dengan peribahasa diatas. Bebal, sangat menjengkelkan, trouble maker biasa menempel pada orang yang seperti ini.
Kalau mengambil gambaran peribahasa tadi yang batu saja bisa berlubang kalaupun ter-tetesi air yang sangat sedikit, Kayaknya sangat tidak masuk akal koq ada orang yang seperti ini yang kepalanya "lebih keras" daripada batu.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDxxtHkbIm0N2VQZzrjNitA31B7nbUfw__DHin3pDBBrRl8vaDI55O9NCFIJn3fKQPxa9bk7TRjA3t_TdAv8Qd_tlmAIc9OhH5ERCZCqX_IYJ5Rzv_aTnKkKJkQ-KYni_zEYWrMPbMBtj0/s200/batu+kepala.jpeg)
Ada orang yang merasa sikap keras kepalanya bukan masalah, karena tidak menyadari bahwa sikap ini menghambat. “Memang saya keras kepala, so what?” begitu katanya. Ada juga individu yang sedikit-banyak bangga dengan kekeraskepalaannya, malah berkomentar, ”Kalau tidak ada yang keras kepala, saya tidak akan jadi begini.”
Individu yang keras kepala tidak mau berubah kerap mempermasalahkan lingkungan daripada melakukan introspeksi diri, “Yah, gimana kita mau berubah, kalau kultur di negara kita seperti ini.”Semua bentuk pembenaran ini, tentu tidak akan memperbaiki keadaan.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhM24AFvmEvMjGKqUARYETwg7dQ7wUuQcd0VwvcHfxK-FIQsYCT6fkDMAAtB3VoMd04IbykJ02U7vdq8tVdv2_k5xAvGxmKCRsLj5LUbsbWZC-5rUnI0FQw6QZwq7MS5ZFg3a05d0B0fmh8/s200/sabar.jpeg)
Makanya kalau sekarang kita menjumpai orang seperti ini ya,,wajar aja karena udah ada dari sono-nya. Yang bisa dilakukan menghadapi orang seperti ini pastilah dengan kesabaran,,,,,Bebal.....